Innalillahi
wa innaillahi roji’un. Mungkin demikianlah yang kiranya
pantas diucapkan atas pemberitaan-pemberitaan yang ada saat ini. Bila kita
melihat layar kaca, khususnya program infotainment,
kita akan disuguhkan pemberitaan kematian dua pelawak Indonesia, Olga Syahputra
dan Mpok Nori. Mereka adalah pelawak ternama yang telah berjasa menghibur
masyarakat Indonesia semasa hidupnya. Sementara itu, di media sosial, kita juga
mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan yaitu meninggalnya seorang mahasiswa
dari universitas ternama di Indonesia. Semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah
SWT. dan segala dosa yang telah diperbuatnya semasa hidup mendapatkan
ampunan-Nya. Berita-berita tersebut seringkali menjadi pengingat dan sentilan
besar untuk kita yang masih hidup, bahwasannya kematian itu pasti. Sementara itu,
apa gerangan yang telah kita siapkan
untuk menghadapinya?
Kali ini, saya tidak ingin membahas tausyiah
ataupun menasehati kalian tentang kematian karena memang saya tidak memiliki
kapasitas tentang hal tersebut. Akan tetapi, kali ini, saya ingin membahas
tentang teman saya yang tiba-tiba terobsesi ingin menjadi seorang detektif atas
kematian mahasiswa yang heboh di media sosial tersebut. Sebutlah ia sebagai
detektif ‘M’. Saya berharap tulisan ini tidak menyinggung pihak manapun. Semoga.
Sejujurnya, saya tidak begitu update mengenai pemberitaan yang sedang
terjadi hingga akhirnya pemberitaan tersebut menjadi topik pembicaraan
teman-teman sepermainan saya. Begitupun dengan berita kematian mahasiswa
tersebut. Kabar yang berhembus, mahasiswa tersebut meninggal karena bunuh diri
di danau. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya pesan terakhir yang ditulis
oleh almarhum dan ditinggalkan di kamar kosnya. Surat tersebut ditemukan oleh
teman almarhum dan telah diserahkan kepada ayah almarhum. Alasan almarhum bunuh
diri, menurut kabar, karena almarhum frustasi. Almarhum gagal ikut olimpiade
dan prestasi akademinya pun menurun, padahal almarhum dapat dibilang sebagai
seorang yang pintar. Sementara itu, masalah percintaan, pacar almarhum
menyatakan bahwa hubungan mereka baik-baik saja, jadi kemungkinan bukan ini
penyebabnya. Selain itu, bersamaan dengan ditemukannya jasad almarhum, ada
beban (batu) yang diduga digunakan sebagai pemberat. Demikian, informasi yang
saya terima dari detektif M atas pemantauannya terhadap berita-berita mahasiswa
tersebut.
Terakhir, kata-kata dari detektif M, “Awalnya saya mengira bahwa kasus ini adalah
kasus bunuh diri karena ditemukannya surat oleh almarhum. Akan tetapi, berbagai
pertanyaan muncul di kepala saya, dan memunculkan pula keganjalan dari kasus
ini. Akhirnya, saya mulai berpikir bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan. Semakin
saya mencari tahu dan berpikir, semakin muncul banyak pertanyaan, dan semua itu
masih belom terjawab. Salam saya, detektif M.”
Semoga tulisan ini tidak dipandang
negatif karena saya hanya ingin membagi pemikiran dari teman saya. Lepas dari
semua tulisan ini, semoga almarhum sekalian di atas mendapatkan tempat terbaik
di sisi-Nya. Amin.