Bertahun-tahun
aku mengenalnya, bahkan sebelum aku lahir ke dunia ini.
Selama
sembilan bulan, aku hidup dalam rahimnya yang kecil.
Aku
tak ingat apa yang terjadi pada saat itu, apa yang beliau pikirkan dan rasakan
tentangku, apakah beliau bahagia ataukah beliau mengeluh dengan keberadaanku??
Akan
tetapi, aku tahu bahwa selama itu aku mengambil makan dari apa yang beliau
makan, bahkan mungkin aku telah membuatnya sulit beraktivitas.
Ketika
saatnya tiba, saat aku telah diizinkan melihat dunia oleh Sang Mahapencipta,
aku tahu saat itu beliau sedang mempertaruhkan nyawanya untuk dapat melihatku
hadir di dunia ini.
Perjuangannya
tak hanya sampai di situ.
Tiap
malam, ku gangu tidurnya dengan tangisanku.
Setelah
ku beranjak anak-anak, aku masih saja merengek padanya.
Hingga
kini aku dewasa, aku masih saja menyulitkan hidupnya.
Aku
hampir tidak membantunya dengan pekerjaan rumah.
Beliau
tidak terlalu keberatan dengan hal itu, baginya yang penting aku belajar dengan
baik dan menjadi orang sukses.
Lalu,
apakah aku telah menjadi yang beliau inginkan??
TIDAK!!
Aku
tahu hal itu tapi aku tak kunjung jua menjadi yang diinginkannya.
Seringkali
ku lihat beliau dengan air mata di pipinya karena perangaiku.
Kadangpula
ku dengar keluahannya karena kelelahan.
Hati
ini menjadi tak nyaman, namun perangai ini tetap tak berubah.
Apakah
aku ini batu??
Ketika
ku merasa telah berbuat salah, aku beranikan diri tuk mengatakannya setelah
melalui perdebat dengan diriku karena takut melihatnya kecewa, tapi mengapa
beliau tak marah??
Mungkinkah
beliau marah namun tak ingin ditunjukkannya??
Apakah
beliau seorang malaikat??
Aku
hanya bisa menangis dan mengucapkan maaf dalam hati tanpa bisa ku ungkapkan
langsung padanya, entah dengan lisan atau perbuatan.
Apakah
setelah semua ini aku tetap membatu??
Ku
tahu semua tergantung diriku.
Beliau
yang kuat, beliau yang sabar, penuh kasih sayang.
Kini
aku mengerti, beliau sungguh sang malaikat dalam rupa manusia.
Tuhan,
jaga malaikatku.
Jangan
biarkan air matanya jatuh kembali karenaku.
Permudah
aku dalam usaha membahagiakannya.
Amin.
:’
No comments:
Post a Comment