Sunday, September 9, 2012

Kami Bukan Kelinci Percobaan

Agak serem dan bertanya-tanya ya dengan judul blog gue yang satu ini?

Okey, kali ini gue cuma mau mengeluarkan suara gue atau bisa dibilang jeritan hati gue juga mungkin sebagai seorang pelajar.

Sekarang ini gue duduk dibangku kelas XII di salah satu SMA di Jakarta. Sebagai seorang siswi kelas XII, kini gue harus mulai fokus ke persiapan UN dan SNMPTN, ya meski masih lama si. Tapi rumor tentang semua itu juga sudah beredar, membuat sebagian siswa kelas XII sedikit agak cemas. Kabarnya untuk UN tahun 2013 bakal ada 20 paket yang berbeda dalam 1 ruang. Hal ini menyebabkan tidak akan ada soal yang sama dalam 1 ruangan. Nah, dari sudut pandang gue hal ini sebenarnya tujuannya bagus agar kita gak ada yang nyontek. Tapi dari apa yang gue pelajarin selama jadi anak SMA, anak SMA itu jiwa pemberontak loh, mereka kadang suka melanggar peraturan yang ditetapkan dan mencoba melakukan apapun untuk apa yang mereka inginkan. Nah, ada juga tipe yang suka gugup, bukannya kabar kaya gitu menyebabkan kegugupan yang lebih ya pada tipe ini?

Kedua, SNMPTN. Kabarnya SNMPTN tertulis akan dikurangkan atau dihapuskan dan digantikan dengan jumlah SNMPTN undangan yang lebih banyak. Nah, untuk undangan ini, kabarnya pula akan dilihat dari segi nilai rapor dan nilai UN. Di sini yang kepikir dalam otak gue adalah, bukankah kalau nilai UN menjadi salah satu faktor untuk masuk keperguruan tinggi menyebabkan makin banyaknya kecurangan di dunia pendidikan? Bahkan untuk menjadi sebuah standar kelulusan saja, UN tidak bisa menjamin sebuah kejujuran itu bisa dipertahankan.

Semua hal ini membawa gue kembali ke 2 tahun silam saat gue menjadi siswa kelas IX SMP. Pada saat itu, ada dari sistem UN yang diubah, yaitu adanya UN susulan. Ya, maksud UN susulan emang bagus, biar yang gagal bisa lulus. Tapi nyatanya banyak temen gue yang gak terima dengan itu. Sebab, nilai siswa UN susulan nyatanya lebih tinggi dari yang bukan susulan dan menyebabkan yang susulan bisa masuk ke SMA yang lebih bagus. Hal ini dicurigai, untuk yang susulan dapat bocoran dan bantuan lebih dari gurunya (ini hanya kabar yang gue dengar). Dan setelah gue lulus SMP, UN susulan kembali di tiadakan.

Ini membuat gue berpikir, apakah dunia pendidikan itu sebuah ajang coba-coba? Dimana kalo sistem itu bagus, dipake, kalo tidak, akan terus diganti sampai ketemu yang bagus. "HAI PAK! KAMI BUKAN KELINCI PERCOBAAN!"

Sampai kapan terus mencari? Kami ngerasa lelah!
Kami mungkin tidak memiliki kuasa seperti anda. Tapi kami juga warga di negara ini yang memiliki hak suara dan bicara. TOLONG DENGARKAN SUARA KAMI!

Berikan kami kebebasan!

Saturday, September 1, 2012

I HATE "Green Lake City"

Udah lama sebenarnya gue mau share hal ini. So, I think that it's time! (ma'af kalo bahasa inggrisnya kacau).

Dulu waktu gue masih kecil, gue suka maen di tanah lapang yang berada gak jauh dari rumah gue. Orang disini menyebutnya DASPUR (baca : Dasana Puri). Tiap kali kesana gue pasti ngeliat sebuah famlet besar yang terpampang dan ada kolom renangnya. Namanya juga kan anak-anak ya, pasti sukalah dengan kolom renang, gue pun ngomong ke bokap gue, "Pa, koq kolom renangnya gak dibikin-bikin ya?" Bokap gue pun menjawab, "Kalo disini ada kolom renang, terus petaninya mau dikemanain?" Aku melihat ke arah sawah. Ya disana ada beberapa petani yang numpang tinggal disana. Tapi dalam hati aku masih berharap kolom renang itu dibangun.

Terus apa hubungannya sama Green Lake City? Kalian pasti bertanya begitu.

Kalian pasti gak asing kan dengan kompleks perumahan elite milik PT Agung Sedayu ini? Ya, sudah satu atau dua tahun ini (gue lupa tepatnya) proyek perumahan ini mulai dibangun. Dan ternyata pembangunan itu terjadi di DASPUR. Bahkan gak sebatas hanya DASPUR, tapi persawahan yang jaraknya beberapa langkah dari rumah gue pun ikut menjadi korban lahan pembangunan itu. Bahkan sebelum gue tau bakal ada pembangunan rumah di situ, gue ngeliat spanduk di depan gerbang yang dulunya sebuah area pemancingan dan taman gitu (sekarang dah lama banget gak diurus) yang intinya bakal ada pembuatan flaying over.

Bagus dong! Daerah rumah lo kan jadi strategis.

Oke kalo kalian berfikir kaya gitu. Daerah rumah gue mungkin bakal jadi tempat yang strategis. TAPI STRATEGIS HANYA UNTUK PERUMAHAN ITU!!! Toh nanti juga yang bakal terkenal bukan nama daerah rumah gue, bukan. Tapi PASTI nama perumahan itu "GREEN LAKE CITY"

Gue dan warga sini gak hanya kehilangan sawah yang indah. Bahkan bagi gue sawah itu lebih dari sebuah pemandangan doang. Dulu waktu gue masih kecil, gue suka maen ke sana, menangkap belalang, bahkan gue pernah kecebur dan muka gue yang imut itu (oke ini kepedean) penuh dengan lumpur. Gue juga suka maen ke rumah sepupu gue di Gondrong Sebrang lewat Sawah. Disana juga gue sama temen-temen gue kadang menghabiskan waktu sore, melihat pemandangan, mencari yuyu (sejenis kepiting) dan ikan, serta yang lainnya. Oke balik lagi! Gue, tepatnya kita warga sini pasti bakal kena imbas negatifnya. Kenapa? Liat aja pondasi perumahan itu yang tinggi, paling kalo perumahan itu udah jadi dan datang musim hujan, rumah gue bakal kena banjir. Bahkan pas musim ujan kemarin, depan teman gue yang tepat di depan sawah itu banjir. Apa lagi kalo dah jadi???

Ditambah juga jalan tol dan flying over itu. Gue gak bisa bayangin gimana nantinya daerah ini, pasti bakal rame dan berbeda banget dari masa kanak-kanak gue. Bakal banyak pendatang, dan lainnya. Gak bakal ada lagi kampung kecil yang terpencil yang penghuninya sebagian besar masih ada hubungan saudara. Bahkan mungkin nanti yang bakal menguasai daerah ini malah bukan penduduk asli sini. Akh!!!

Kini gue nyesel dulu berharap dibangun kolom renang disana. Gue bener-bener benci sekarang. Tapi gue gak bakal bisa menghentikan pembangunan itu :'(

Gue pun berharap, suatu hari nanti kalo gue jadi orang kaya, gue pasti beli tanah yang banyak dan bakal gue tanami berbagai macam tanaman. Dan tetap mencoba menjaga keasrian. #berharap