Hari ini, 23 Maret 2015, kami
menjalankan perkuliahan di luar kelas. Kami diminta dosen untuk melakukan
observasi di daerah Depang yang berada tidak jauh dari kampus kami. Berdasarkan
hasil obesrvasi tersebut, kami mendapatkan penjelasan mengenai daerah Depang
tersebut. Awalnya, Depang ini merupakan daerah proyek yang ditangani oleh Tommy
Soeharto. Bahkan, tanahnya sudah sampai dipaku bumi namun tidak jadi karena
tersangkut masalah yang berujung pada penangkapan Tommy Soeharto. Sekarang,
daerah yang dipaku bumi tersebut dijadikan empang pemancingan.
Selain sebagai pemancingan, daerah
Depang menjadi tempat tinggal warga yang hampir seluruhnya berasal dari luar
kota. Sebagian besar warga tersebut bekerja sebagai pemulung, pekerjaan yang
mungkin tidak pernah mereka harapkan ketika hendak tinggal di Jakarta. Mereka bekerja
dari pagi hingga malam, hanya sebentar saja waktu yang mereka gunakan untuk
beristirahat. Bahkan, anak-anak yang seharusnya duduk manis di bangku sekolah
pun ikut bekerja sebagai pemulung.
Ketika kita memasuki kawasan tersebut,
kita akan melihat rumah-rumah yang terbuat dari tripleks dan kardus. Jalanan
tanah tak beraspal akan menjadi becek dan belok bila hujan mengguyur. Mereka memiliki
sebuah mushollah yang bila Maghrib tiba penuh dengan anak-anak. Namun, kondisi
airnya masih berbau. Mereka juga tidak memiliki saluran air yang baik sehingga,
beberapa hari yang lalu, mereka telah berencana untuk memperbaiki saluran air
tersebut.
Kesadaran warga atas kepemilikan tanah
yang bukan merupakan haknya sering menimbulkan kekhawatiran pada diri mereka. Isu
penggusuran pun telah menjadi hal yang biasa bagi mereka, demikian pula yang
terjadi beberapa hari yang lalu. Siap tidak siap, bila itu terjadi maka mereka
harus pindah meninggalkan tempat tersebut meskipun sampai sekarang, Alhamdulillah, isu tersebut tidak
terjadi. Padahal, mereka membayar uang iuran atas nama keamanan setiap
bulannya.
Lembaga daerah – RT dan RW – tidak berada
di daerah mereka dan jarang berkunjung ke sana. Bantuan sembako murah dan
sejenisnya tidak sampai pula kepada mereka. Sementara itu, di Depang sendiri
tidak ada organisasi yang dapat menggerakkan semua itu, termasuk para pemudanya
karena sibuk bekerja. Akan tetapi, setiap minggu, ada mahasiswa yang datang memberi
bantuan untuk mendidik anak-anak di sana.
ayo eksplor lbh dlm lagi. sayang klo ide tulisan kurang dikembangkan. keep writing and practicing...! semangat...
ReplyDelete